Boaz Kecewa Indonesia Kena Sanksi FIFA

Posted by Unknown on Minggu, 31 Mei 2015 | 0 komentar | Leave a comment...

Pemain Persipura Jayapura Boaz Solossa (Foto: MI/ROMMY PUJIANTO) 
 Metrotvnews.com, Jayapura: Sanksi Federasi Sepak BolaInternasional (FIFA) terhadap sepak bola tanah air memberi pukulan telak kepada striker Persipura Jayapura Boaz Solossa. Saking kesalnya ia bahkan mendukung provinsi kelahirannya, Papua, untuk merdeka.

Boaz merupakan salah satu striker andalan yang dimiliki Indonesia. Ia jarang absen ketika dipanggil membela timnas dan sempat berjasa mengantarkan Persipura mencetak rekor sebagai satu-satunya tim Indonesia yang mampu mencapai babak semifinal Piala AFC.

Namun, setelah dijatuhkannya sanksi FIFA tersebut, semangat Boaz sebagai pesepakbola Indonesia mulai menipis. Ia mengaku sudah putus asa dengan kisruh sepak bola Indonesia yang tak kunjung usai.

"Yah sangat disayangkan. Apalagi untuk kami kalangan pesepak bola. Tentunya masyarakat juga sangat kecewa setelah pertama kali mendengar berita itu. Kamisangat putus asa dan kecewa," kata Boaz ketika ditanya tentang sanksi FIFA tersebut, Minggu (31/5/2015).

"Tentunya kekecewaan ini terjadi karena kisruh pemerintah (Kemenpora dan BOPI) terhadap PSSI. Upaya mereka tidak memberikan penyelesaian baik untuk kami, Persipura dan khususnya masyarakat Papua. Tapi, jangankan masyarakat Papua, keluarga, anak istri kami pun juga kecewa. Sekarang kami sudah tidak bisa berlaga dan melanjutkan pertandingan lagi," katanya sambil menggendong anak keduanya Anabeth Imanuela Cleopatra.

Terlebih lagi, lanjut Boaz, ketika laga lanjutan Piala AFC antara Persipura dengan Pahang FA terpaksa dibatalkan karena urusan administrasi. Ia mengaku iri dengan Persib yang bisa melangsungkan pertandingan laga lanjutan Piala AFC tersebut, dan Timnas U-23 yang mendapat pengecualian untuk berlaga di ajang SEA Games, 2015.

"Sangat disayangkan juga, kenapa sampai timnas SEA Games yang baru akan memulai pertandingan, mereka diizinkan bermain. Sedangkan kami, tim Persipura tidak bisa melanjutkan pertandingan ini (AFC Cup), Persib juga
demikian, bisa bermain," katanya membandingkan.

"Kami bagian dari Negara Republik Indonesia, dan itu yang membuat masyarakat Papua agak sedikit kecewa dengan hal ini. Bahkan, sampai ada yang mengatakan kalau memang tidak bisa urus kami (Persipura dan Papua), biarkan kami merdeka saja. Pernyataan itu saya rasa sudah pada tingkat emosi dari seluruh masyarakat," lanjutnya.

HP Berisi Rekaman Penangkapan Anggota KNPB Disita Polisi

Posted by Unknown on Sabtu, 30 Mei 2015 | 0 komentar | Leave a comment...

Jayapura, Kepolisian Resor Kabupaten Nabire dikibarkan telah menyita handphone milik Mantan anggota dewan Kabupaten Nabire yang sedang merekam penangkapan anggota KNPB.
“Kemarin itu polisi membubarkan jumpa pers anggota KNPB dengan melepaskan enam kali penembakan ke udara. Penangkapan itu direkam oleh Aman Iyai mantan anggota DPDR,” kata Yones Douw.
Namun, Saat Iyai merekam kejadian itu, beberapa anggota mengambil HP mantan anggota dewan itu dengan alasan dilarang merekam kejadian penangkapan tersebut. Hp yang disita belum dikembalikan ke pemiliknya. “Hp masih di tangan polisi,”kata Douw.
Sejumlah masyarakat, kata Douw, mendatangi Polres Nabire, Jumat (29/5/2015) untuk melihat kondisi dua aktivis KNPB yang masih ditahan, namun mereka belum berhasil ketemu.
Polisi belum memberikan penjelasan penangkapan hingga penyitaan HP. “Masyarakat sedang berusaha bertemu dan meminta penjelasan,” katanya.
Pemberitaan Jubi sebelumnya, Kamis (28/5), Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat melaporkan, aparat kepolisian dari Polres Nabire telah menangkap dua aktivis KNPB wilayah Nabire atas nama Yafet Keiya dan Ottis Munipa di taman Gizi, Nabire, Papua.
“Hari ini, Kamis 28 Mei 2015 sekitar pukul 12.00, aparat menangkap dua aktivis KNPB wilayah Nabire usai melakukan siaran pers di taman Gizi, Oyehe. Saat ditangkap aparat sempat keluarkan tembakan sebanyak empat kali,” jelas Ones Suhuniap, sekretaris umum KNPB Pusat, kepada Jubi di Jayapura, Kamis (28/5/2015). (

Pengibaran Bendera Negara Republik Papua Barat Digagalkan

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...


Sejjmlah tersangka dan barang bukti bendera bintang kejora, diamankan aparat  di Kabupaten Jayapura 

Jayapura - Polresta Jayapura, Papua mengagalkan percobaan pengibaran bendera Ye O Doan atau Negara Republik Papua Barat. Bendera tersebut menyerupai bendera Bintang Kejora, namun terdapat lambang Honai (rumah adat Papua) dan kapak batu. Sebanyak tujuh pelaku berhasil diamankan.
Penangkapan tersebut dibenarkan Kabid Humas Polda Papua, Kombes Rudolf Patrige, Jumat (29/5) sore.
Dikatakan Rudolf saat dikonfirmasi SP, sekitar pukul 12.15 WIT, sebanyak tujuh orang mencoba melakukan pengibaran bendera tersebut di halaman rumah Darius Kogoya, tepatnya di Kampung Sereh, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Informasi seputar pengibaran bendera tersebut didapat anggota Intelkam Polresta Jayapura sekitar pukul 11.30 WIT. Sepuluh menit kemudian anggota Intelkam Polresta Jayapura bersama Unit Opsnal Reskrim Polresta Jayapura yang di pimpin Kasat Intelkam AKP Sai'in menuju Kampung Sereh.
Sekitar pukul 12.15 WIT, Darius Kogoya bersama enam rekannya terlihat menuju tiang bendera yang terletak di halaman rumahnya, lalu membuka bendera Ye O Doan.
"Saat itu juga anggota langsung merampas bendera Ye O Doan, dan mengamankan Darius Kogoya bersama enam orang rekannya, "ujarnya.
Setelah dilakukan pengamanan, sekitar pukul 12.20 WIT anggota Dalmas Polresta Jayapura yang dipimpin langsung Kapolresta AKBP Sondang Siagian didampingi oleh Kabag Ops AKP Sujono tiba di Kampung Sereh. Mereka langsung melakukan penyisiran di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).
Mereka yang ditahan, kata Kabid Humas, yaitu Darius Kogoya (36), Timas Kogoya (53), Maju Wenda (60), John Kogoya (46), Ulu Kogoya (46), Ombed Wenda, dan Salah Kogoya (26).
Sedangkan barang bukti yang diamankan adalah satu buah bendera Ye O Doan ukuran 2,56 centimenter x 1 meter, satu buah tiang bendera, satu unit CPU komputer, buku Memoria Passionis di Papua 2012 sebanyak sembilan buah dan satu unit laptop.

Stop Berharap pada Budak!

Posted by Unknown on Jumat, 29 Mei 2015 | 0 komentar | Leave a comment...

 
Kita orang Papua mestinya tidak goblok dan gila dengan tidak merelakan hidup dan masa depan kita ditentutan oleh para budak yang nyata-nyata tak mampu berbuat apa-apa! Kita manusia Papua berakal budi, punya marifat dan hikmat: mengapa kita mau menjadi seperti para budak goblok dan tolol itu dengan diam saja dan tidak menentukan pilihan?

Para pejabat pemerintahan negara Indonesia di tanah Papua, mulai dari Gubernur, Kapolda Papua, pimpinan militer Indonesia di Papua, hingga kepala distrik dan desa, kepala polisi sektor, pimpinan aparat keamanan tingkat distrik dan kampung, merekalah para budak itu. Para budak itu juga adalah para politisi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat di pusat maupun daerah: tingkat provinsi dan kabupaten, para pejabat di lingkungan kabupaten dan provinsi, para pimpinan organisasi dan lembaga bikinan negara Indonesia.

Mereka itu adalah budak Indonesia. Tugas mereka melayani tuannya, negara Indonesia.

Ini yang ironis. Kita gantungkan detak nafas ini kepada kumpulan budak di tanah air Papua. Apa buktinya? Kita masih tetap dengan terus berharap perubahan dengan ikut memilih dan memberikan suara dalam pemilihan Gubernur dan wakil gubernur, Bupati dan wakil bupati, DPR di provinsi dan kabupaten/kota dan DPR pusat perwakilan Papua.

Orang Papua masih dan terus berharap kepada Lembaga Pengembangan Masyarakat Amugme dan Kamoro (LPMAK), dan berbagai program beasiswa khusus Papua lainnya akan mencerdaskan kehidupan orang Papua dan abai lihat pengabaian layanan pendidikan yang makin parah.

Orang Papua masih mengadu dan terus berharap kepada para polisi dan pemerintah daerah bahwa mereka akan menutup lokalisasi dan prostitusi berkedok karaoke, panti pijat, dll yang sudah terang-terangnya menyebar HIV/AIDS yang menghabiskan orang Papua.

Orang Papua masih berharap dan terus berharap pemerintah daerah akan mengeluarkan peraturan daerah (Perda) bahwa tanah adat adalah milik masyarakat adat, dan kedaulatan atas tanah tak dapat diganggu gugat oleh negara, bahkan koorporat asing yang ingin menambang atau mengeksploitasi sumber-sumber alam di atas tanah adat kita.

Orang Papua masih berharap gubernur Papua dan Papua Barat akan gratiskan pendidikan dari TK dan SD hingga SMA atau hingga selesai strata satu (S1), dengan alasan, emas Papua dari Tembagapura 8.000 ton per hari diproduksi dan sebenarnya biaya pendidikan seluruh anak usia sekolah di tanah Papua untuk satu semester misalnya, cukup dipenuhi hanya dari satu hari produksi emas di Freeport yang 8.000 ton emas itu. Belum tembaga. Belum uranium. Belum perak dan mineral lain dalam sehari produksi.

Orang Papua masih berharap kesehatan di Papua gratis dan semakin sedikit dengan setia memilih salah satu bakal calom bupati, gubernur, DPR, dll setiap pemilihan umum eksekutif maupun legislatif.

Hai orang Papua, kau sudah gila kah? Atau kesadaran kita sudah hilang kah?

Mereka itu budak negara Indonesia yang menjalankan sistem penjajahan di atas tanah air kita. Tugas para budak itu selamanya adalah melayani penjajah Indonesia sebagai tuannya. Bukan layani kau yang rakyat Papua itu. Sama sekali tidak. Mereka digaji penjajah dan bekerja untuk penjajah!

Siapa pun gubernur, bupati, DPR, DPD, kepala polisi, militer, bahkan mungkin walau dia keluarga dekat kita, om, bapade, atau sepupu, siapa pun dia, mereka itu tak akan mungkin menjawab semua kerinduan kita. Apa buktinya? Banyak!

Sejak 1969, rezim pemerintahan bergulir dan silih berganti, di ibukota kabupaten/provinsi, tak ada kios atau toko milik orang asli Papua. Benar to? Walau ada, hanya satu atau dua. Itu juga, pasti kalah dari para pemodal migran dan luar. Kenyataannya sudah seperti itu, masihkah kita berharap pemerintah daerah, orang-orang kita di Eksekutif dan Legislatif akan merubah nasib hidup kita? Ya jelas tidak! Mereka itu budak dan kaki tangan pemerintahan penjajah yang kita kenal sebagai negara Indonesia.

Kita masih bermimpi pendidikan dan kesehatan akan digratiskan. Itu kan sudah dijanjikan setiap calon kepala pemerintahan di kabupaten dan provinsi. Terealisasi? Ya tidak lah! Mengapa? Karena mereka tak punya cukup kuasa untuk bikin itu. Mereka itu hanya budak dan kaki tangan pemerintahan penjajah yang kita kenal sebagai negara Indonesia.

Kita masih bermimpi bahwa polisi di Papua akan menindak tegas para pebisnis prostitusi dan PSK yang menyebarkan HIV/AIDS hingga jumlah orang asli Papua berkurang; atau berharap peredaran minuman keras akan dikurangi? Ya jelas itu mimpi lah! Mengapa? Karena polisi Indonesia di Papua itu budak dan kaki tangan pemerintahan penjajah yang kita kenal sebagai negara Indonesia.

Kita berharap tanah air dan kekayaan alam kita tidak dieksploitasi lagi oleh perusahaan baik nasional, asing maupun multi national coorporation hingga hutan kayu, ladang sagu, tanah tanah keramat yang dilindungi sejak leluhur orang Papua itu tetap lestari dan orang Papua hidup aman? Ya jelas itu mimpi lah! Mengapa? Karena para budak di Papua itu, mereka tak punya kuasa membatasi jumlah perusahaan asing. Mengapa begitu? Ya jelas karena mereka itu budak atau kaki tangan dari pemerintahan penjajah yang namanya kita kenal sebagai negara Indonesia.

Gubernur, Polisi, bupati, DPR, DPD, mereka dibatasi oleh sistem yang mengikat. Misalnya, Gubernur tidak boleh bicara, "Saya ingin penghasilan Freeport Indonesia di Timika 80% masuk ke kas provinsi untuk bangun Papua karena itu adalah hasil dari tanah Papua". Bupati, DPR, DPD, mereka tak bisa bicara demikian. Mengapa? Mereka itu budak. Tugas budak adalah melayani sang tuan. Selamanya mereka tak akan peduli pada rakyat Papua.

Atau coba sebut, DPR, DPD, Gubernur dan Bupati mana di Papua yang benar-benar jadi penyambung lidah rakyat dan mengatakan kepada  Indonesia bahwa mayoritas rakyat Papuanya menginginkan Papua Merdeka, saat sidang resmi? Tak ada. Mereka tak akan mungkin bicara soal Papua Merdeka walau itu suara mayoritas rakyat Papua. Mereka budak dan kaki tangan yang mendukung secara sistematis keinginan penjajah Indonesia untuk terus menjajah tanah Papua, mengeruk sumber-sumber daya alam tanah Papua.

Sungguh, kita selama ini menjadi bodoh, seperti bodohnya para gubernur, bupati, DPR, DPD dan para politisi yang sekolah tinggi-tinggi untuk menjadi budak terpelajar dari negara penjajah. Dan dengan sadar, ia benar-benar goblok untuk memilih menjalankan sistem yang menjajah kita rakyat Papua. Padahal, kita rakyat yang membiayai pendidikan mereka. Guru-guru Papualah yang mendidik mereka. Dan, akhirnya mereka malah balik menindas kita!

Kita jangan sebodoh mereka. Kita tidak seharusnya mempercayakan kepercayaan suci-murni kita kepada penjajah dan para budak penjajah itu untuk diperkosa lagi dan diperkosa lagi. Stop!

Atau kita ingin mengais secuil untung dari dinamika ini? Menjadi pendukung calon tertentu demi uang kampanye, menjadi pendukung Parpol tertentu demi uang? Mencoblos saat pemilihan untuk akhirnya menobatkan penjajah baru? Bila kau demikian, kau penghianat! Kita bangsa Papua bangsa yang beradab. Bila kita benar-benar salah satu dari bangsa Papua ini, kita pasti tidak memilih demikian.

Ingat. Selamanya, kita tak punya masa depan selama kita masih dalam pemerintahan para budak dari negara penjajah yang namanya Indonesia itu. Kita bahkan sedang menuju pemusnahan orang asli Papua selama kita bersama negara Indonesia. Sistem yang dijalankan negara penjajah ini menjajah.

Dalam pendidikan, sistem ini tidak memungkinkan orang Papua terpelajar dan paham situasi dan memberontaki. Sistem pendidikan kita saat ini hanya untuk menjadikan putera dan puteri kita sekrup-sekrup penguat sistem yang menjajah kita rakyat Papua.

Dalam kesehatan, sosial, budaya, sistem penjajahan membiarkan prostitusi/lokalisasi berkembang bebas di seantero Papua. HIV/AIDS berkembang pesat. Orang Papua setiap hari mati. Perusahaan semakin banyak. Dan para budak terdidik yang kita pilih setiap pemilihan itu tak mampu berbuat apa-apa. Mereka malah mendukung semua kebijakan menjajah itu.

MRP yang kita harapkan itu mati rasa. Ia memilih menjadi elit dengan produk ide, gagasan, kata-kata di media massa dan membatasi diri cukup di situ. MRP seperti tidak percaya pada massa aksi rakyat Papua dan bersama rakyat turun di jalanan dan mengawal setiap aspirasi masyarakat adat untuk disuarakan. MRP sebagai lembaga kultural terlalu penakut dan pecundang bahkan untuk bersama rakyat di jalan membeberkan dosa penjajah pada dunia.

Kita tak punya harapan hidup di dalam sistem penjajahan negara Indonesia di Papua melalui para budaknya itu. Dan kita jangan memilih cara goblok dengan menggantungkan hidup dan masa depan kita pada para budak penjajah di Papua yang bahkan tak bisa memutuskan bagi diri mereka sendiri untuk tidak menjadi budak penjajah, padahal mereka lebih terpelajar dan bergelar dibanding kita!

Para pemimpin yang sebenarnya membawa angin perubahan, memberi harapan dan masa depan yang lebih baik bagi kita segenap bangsa Papua Barat adalah para pimpinan perjuangan kemerdekaan kita. Mereka sudah bersatu dalam The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Dalamnya ada NRFPB, KNPB/PNWP dan WPNCL. Kita dukung mereka, bukan malah dukung para budak itu. Kemerdekaan adalah pintu gerbang dari indahnya harapan hidup yang lebih baik.

Karena selamanya, penjajah akan menjajah, selamanya, para budak akan tetap loyal melayani penjajah, selamanya, kitalah yang menanggung sengsara di atas tanah air kita sendiri. Tidak! Kita harus bebas. Kita harus merdeka! Kita harus memutus mata rantai penjajahan dan memilih Papua merdeka!

Ini yang harus kita pikir untuk bikin.

Pertama: Jujur dan dengan tidak takut-takut lagi katakan kepada siapa pun dia: kepada diri sendiri, orang tua, tetangga di sekitar kita, teman sepergaulan kita, kepada sesama orang asli Papua, kepada siapa pun dia, bahwa kita ingin Papua menjadi negara merdeka yang pisah dari negara penjajah yang namanya Indonesia ini. Kemerdekaan bangsa Papua adalah satu-satunya cara agar, satu: semua kekayaan alam kita, termasuk Freeport yang setiap hari produksi 8.000 ton emas itu, semuanya kita gunakan untuk rakyat Papua; kedua: tanah milik masyarakat adat Papua diakui kedaulatannya, sehingga negara penjajah dan kaki tangannya tak punya hak mencaplok tanah adat kita demi perusahaan atau demi kepentingan apa pun.

Kedua: Boikot setiap Pemilu yang ada di tanah Papua yang sifatnya mengisi kursi dalam sistem penjajahan negara Indonesia. Ingat selalu bahwa harapan hidup dan masa depan cerah hanya ada dalam kibaran Sang Bintang Kejora di atas tanah Papua, setelah kita menentukan kemerdekaan.

Ketiga:
Agenda mendesak saat ini adalah turun jalan bersama barisan perlawanan pada 1 Mei 2015! Kau yang PNS, kau yang mahasiswa, pelajar dan pemuda-pemudi. Kau yang imam dan pendeta, kau yang petani dan nelayan. Pada 1 Mei 2015, tinggalkan semua pekerjaanmu. Bersama barisan perlawanan rakyat Papua dalam negeri, barisan para pemuda Komite Nasional Papua Barat (KNPB), AMP, kita turun ke jalan dan tunjukan pada semua manusia: Bangsa Papua sedang menatap merdeka!

Pada 1 Mei 2015lah, hai orang Papua, kau tunjukan bahwa kau berakal budi, punya marifat dan hikmat dengan cara berani memutuskan dan menaruh harapan hidup pada jalan kemerdekaan negara Papua Barat!

Penulis adalah Aktivis Papua Barat.

Pendidikan di Papua, Masalah Serius!

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...


Entah sampai kapan masalah pendidikan di Papua yang sangat serius bisa terurai. Sejauh ini tanda-tanda ke arah itu belum tampak. Persoalan-persoalan yang mendasar masih membelit anak-anak Papua, termasuk yang di sekolah dasar. Kondisinya serba terbatas, terutama untuk daerah-daerah pedalaman. Layanan pendidikan belum merata. Pertanyaanya: kapan Papua akan merdeka dari kebodohan? Anak-anak Papua boleh jadi merdeka dari kebodohan jika ada kondisi minimal yang memungkinkan mereka untuk belajar.
Kisah Klasik
Cerita-cerita tentang gedung sekolah yang reyot, guru yang sedikit, dan tanpa buku-buku pelajaran di pedalaman sudah usang. Kisah seperti ini dimiliki bukan saja oleh generasi sekarang. Generasi-generasi sebelumnya sudah lebih dulu mengalami.


Tidak banyak yang berbeda dari foto-foto gedung sekolah dasar di pedalaman Papua pada tahun 1980-an dan yang ada sekarang ini. Boleh jadi sepanjang sejarah sekolah-sekolah di pedalaman belum banyak yang memiliki perpustakaan. Profil sekilas murid-murid pun sama: hanya sedikit yang bersepatu, seragam  yang serba kumal, dan lusuh. Jumlah guru tidak bertambah secara signifikan. Bahkan, sekolah-sekolah di pedalaman Papua pada umumnya kekurangan guru.


Boleh jadi masih ada kesamaan-kesamaan yang lain: kekurangan gizi yang menyebabkan hambatan kesehatan, kesulitan membaca dan berhitung karena tidak ada alat bantu ajar, kesulitan mengakses sekolah dari kampung, dll. Boleh diduga juga bahwa ada anak-anak usia sekolah yang meninggal duniadata tentang hal ini akan sangat berdampak terhadap kebijakan pendidikan di Papuadengan berbagai sebab: penyakit, kecelakaan, dll.


Kisah-kisah suram pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar ini masih bisa lebih panjang. Pertanyaannya: mengapa kondisi pada puluhan tahun lalu tidak banyak berbeda dengan kondisi sekarang ini? Dengan lain kata, mengapa pembangunan pendidikan di Papua terkesan jalan di tempat? Kini dapat dibayangkan, anak-anak Papua akan tersingkir dari kancah dunia yang berkembang pesat.


Harus diakui, perkembangan positif dunia pendidikan di Papua tidak cukup kentara. Ini tentu masalah yang tidak kecil. Gelombang kekecewaan terhadap pendidikan di Papua tidak pernah surut. Akan tetapi, sejauh ini pun masalah belum tampak akan terurai. Kisah klasik suramnya pendidikan di Papua masih terus berlanjut, entah hingga kapan. Kebutuhan anak-anak Papua akan pendidikan dan pengetahuan masih belum tercukupi.


Masalah Besar

Penyelenggaraan pendidikan idealnya membantu anak-anak peserta didik membuka akses mereka terhadap pengetahuan, yang membantu mereka untuk bertumbuh dan berkembang dalam banyak aspek hidup mereka. Pengetahuan menyumbang pada derajat hidup anak-anak Papua. Artinya, pengetahuan membantu mereka untuk menumbuh-kembangkan hakikat kemanusiaan mereka; mengenal dan menyerap nilai-nilai universal. Pengetahuan akan turut membentuk perspektif hidup anak-anak, akan membangun cara mereka menghayati hidup (way of life). Pendidikan membantu anak-anak didik untuk memiliki mata-budi dan mata-hati yang lebih peka sehingga bisa memandang lebih luas dan merasa lebih dalam. Pendidikan menggerakkan anak-anak untuk merdeka, untuk membangun kebebasaannya sendiri (mandiri) dan kebebasan bersama yang lain.


Dalam kenyataan, cukup banyak anak Papua tidak mengenyam pendidikan yang memerdekakan ini. Masalah-masalah besar membelenggu pendidikan di Papua dan mengancam potensi anak-anak Papua untuk tumbuh sebagai insan-insan yang merdeka.


Pertama,
semangat pendidikan yang membebaskan belum menjadi semangat pendidikan kita. Semangat pendidikan ini antara lain ditandai dengan pemberian ruang utama untuk pengetahuan lokal. Peserta didik dibimbing untuk mengenali dirinya: sejarahnya, tanahnya, silsilahnya, dan segala harta pengetahuan yang ada paling dekat dengan mereka. Semangat pembebasan diawali dengan mengenal diri sendiri dan perlahan mengenal yang lain. Dengan demikian, anak-anak pun pada masanya akan mengerti lebih utuh diri mereka. Tanpa ruang luas untuk mengerti diri sendiri pendidikan bagi anak-anak Papua, anak-anak Papua lebih cenderung menjadi orang lain.

Semangat pendidikan yang membebaskan ini menggerakkan peserta didik untuk menyadari masyarakatnya. Kesadaran ini pada saatnya bertransformasi menjadi rasa cinta yang mendalam (compassion) terhadap tanah dan bangsa. Pendidikan bukan hanya soal mengalirkan pengetahuan tetapi juga soal mengonstruksi paradigma-paradigma dan membangun nilai.


Inilah masalah terbesar pendidikan di Papua: tidak menggerakkan insan-insan muda untuk merdeka!


Kedua,
tidak berkembang kultur pendidikan yang sehat. Boleh diakui atau disangkal, budaya pendidikan di Papua sedang (di)rusak oleh praktik-praktik berulang yang semangatnya bertentangan dengan jiwa pendidikan ideal.

Dalam percakapan keseharian, sekolah dikesankan sebagai lembaga pencetak ijazahselembar kertas yang berfungsi sebagai legitimasi untuk menempati jabatan publik. Ijazah jauh lebih bernilai daripada seluruh proses belajar sehingga seseorang pantas diberi ijazah. Bahkan, merebak pula berbagai praktik transaksi tidak sehat demi mendapatkan ijazah.


Pemberian ijazah dengan mengabaikan prasyarat-prasyarat vital, yaitu proses pendidikan yang sehat, merusak kultur pendidikan sekaligus membangun budaya bohong. Praktik ini mengosongkan proses pendidikan dari makna yang sesungguhnya. Pada saat yang sama, praktik seperti ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa proses pendidikan tidak memiliki korelasi langsung dengan ijazah. Sudah tentu, jika praktik ini terus berulang, masyarakat dan anak-anak pun akan bertanya-tanya: sekolah untuk apa? Masyarakat akan terperangkap dalam krisis pendidikan yang kian lama, kian parah.


Ketiga
, belum terbentuk masyarakat melek pendidikan. Masalah pendidikan di Papua antara lain menjadi berlarut-larut karena masyakarat melek pendidikan belum sepenuhnya terbentuk. Bertautan dengan praktik yang sudah disinggung, oleh sebagian masyarakat sekolah masih belum sepenuhnya dipahami sebagai lembaga pendidikan. Sekolah lebih sebagai lembaga pemberi gelar. 
 Bukan mustahil perilaku masyarakat yang haus gelar ini bisa memanipulasi sekolah dan membajak sekolah untuk tidak mengemban tugas sejatinya.

Secara kasar, sekolah ditekan agar memainkan peran utama menjual gelar sambil menyelenggarakan pendidikan yang pura-pura. Artinya, pendidikan yang diselenggarakan dibajak untuk sebatas menjadi kedok belaka. Tentu saja, perilaku ini tidak bermanfaat bagi anak-anak belia Papua selain menjadi contoh kasus yang buruk dan merongrong hasrat mereka akan pendidikan. Pendidikan tidak bisa direduksi menjadi proses meluluskan atau memberi ijazah belaka.


Seandainya praktik-praktik yang pada hakikatnya malah melawan pendidikan ini terus lestari di Papuademi alasan apa punbukankah ini kontraproduktif untuk masyarakat Papua sekarang dan generasi yang akan datang? Anak-anak belia Papua belum akan mengenyam pendidikan selama praktik ini masih lestari dan menjadi jalan pintas untuk mendapatkan pengakuan sebagai insan berpendidikan.


Solusinya?

Jelaslah bahwa langkah pertama dan paling penting untuk mengatasi perkara pendidikan di Papua adalah konsep pokok pendidikan Papua yang komprehensif, yang secara matang dipikirkan dan didiskusikan. Cukup banyak ahli dari berbagi disiplin untuk dimintai sumbangan pemikiran. Pendasaran filosofis untuk pendidikan mesti ada.


Filosofi pendidikan Papua yang matang dan diproyeksikan untuk menjawab permasalahan kontemporer dan masa depan akan memberikan pendasaran yang kuat untuk menyusun perencanaan pendidikan di Papua. Tanpa pendasaran yang kokoh, pendidikan di Papua kehilangan visi yang tegassekadar menjadi kumpulan aksi-aksi yang berdiri sendiri dan lemah dalam hal ikatan dengan konteks Papua dewasa  ini serta justeru kontraproduktif terhadap masyarakat Papua. Yang paling diperlukan sekarang ini adalah pemikiran yang kokoh dan sangat relevan dengan persoalan pendidikan di Papua. Jika pemikiran ini sudah ada, solusi-solusi yang lain akan dengan sendirinya muncul.

Sepanjang Mei 2015, 474 Orang di Papua Ditangkap

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...


Jakarta,  -- Gerakan Papua Itu Kita mencatat sepanjang awal Mei 2015, 444 orang Papua ditangkap di beberapa kota di Papua. Penangkapan juga terjadi terhadap warga Papua di Manado dan Surabaya.

Kebanyakan mereka ditangkap saat tengah menggelar demonstrasi mendukung The United Liberation Movement of West Papua (ULMWP) sebagai representasi Papua di Melanesia Spearhead Group (MSG) dan demo untuk penentuan nasib sendiri bangsa Papua.

"Aksi unjuk rasa itu juga menuntut pembebasan tahanan politik, dan kebebasan akses jurnalis ke Papua," ujar Zely Ariane, inisiator Gerakan PapuaItuKita kepada VIVA.co.id, Kamis 28 Mei 2015.

Meski sebagian dari mereka sudah dibebaskan, namun penangkapan belum juga dihentikan. Hari ini saja, kata Zely, puluhan orang Papua di sejumlah Kota kembali ditangkap. "Dua orang ditangkap di Nabire, lalu di Jayapura dan di Sorong," ucap Zely.

Menurut data PapuaItuKita, pada tanggal 1-10 Mei, ada 319 orang Papua ditangkap di Manokwari, Jayapura, Merauke, Kaimana, dan Surabaya. Berlanjut tanggal 11-20 Mei 2015; 95 orang Papua ditangkap di Sorong, Manokwari, Biak, Jayapura.

Tanggal 21-30 Mei 2015; 45 orang Papua kembali ditangkap di Biak, Jayapura dan Manado sehingga menjadi 444 orang. Berdasarkan liputan majalahselangkah.com, ada tambahan 30 orang yang ditangkap sehingga dari tanggal 1-28 Mei 2015, ada 474 orang di Papua yang ditangkap (Baca: Demonstrasi Dukung ULMWP, 75 Orang Ditangkap Polisi di Papua).

Kabar penyanderaan TNI lukai warga Papua

Pemberitaan seputar penyanderaan dua personel TNI oleh kelompok yang dituding anggota separatis Organisasi Papua Merdeka menjadi teror bagi orang Papua. Padahal, menurut Zely, kabar penyanderaan itu tidak benar.

"Berita semacam ini seringkali dibesar-besarkan dengan sumber hanya dari TNI/Polri. Padahal  menurut info yang kami terima tidak ada itu penyanderaan. Padahal kalau mau fair, kenapa enggak wawancara saja dua tentara yang katanya disandera itu," ujar Zely.

Menurut Zely, informasi yang kami terima bahkan menyatakan penelepon yang menamakan dirinya sebagai Pangdam Cenderawasih juga tidak jelas. Padahal, kata Zely, seharusnya TNI bisa langsung menelusuri kebenaran nomor penelepon tersebut.

"Buat keresahan orang Papua saja. Sampai dibilang dimasak segala. Itu meresahkan dan teror. Pernyataannya tentang telepon yang dia terima dari Danramil yang bahasanya anggota TNI sudah dimasak itu sungguh melukai orang Papua," kata Zely.

Pernyataan tersebut justru menimbulkan kesan negatif bagi orang Papua. "Seram loh akibatnya nanti. Publik digiring untuk percaya bahwa praktik kanibalisme masih ada di Papua. Itu rasisme struktural," ucap Zely gusar.

Sebelumnya santer diberitakan dua personel TNI yang lolos dari sandera kelompok yang dituding dari Organisasi Papua Merdeka. Mereka adalah Serda Lery, anggota Koramil Komopa dan Prada Sholeh, anggota Kostrad 303/Raider.

Menurut Kadispenad, Brigjen Wuryanto, keduanya disergap dan dibawa sejumlah orang bersenjata saat dalam perjalanan untuk belanja sembako untuk keperluan pos jaga.

Namun, saat dibawa kelompok bersenjata, keduanya berhasil meloloskan diri dengan melompat ke sungai. Mereka bersembunyi satu malam di rawa-rawa dan akhirnya ditemukan patroli satgas Batalion 303.

Wuryanto mengatakan, kondisi keduanya saat ini dalam keadaan sehat. Mereka sudah bergabung dengan satuan dari batalion 303.

"Kalau selama ini selalu bilang TNI fungsinya di Papua hanya jaga perbatasan, maka sudah konsentrasi saja di situ. Jangan buat komentar-komentar meresahkan dan menyesatkan. Jangan terus bodohi publik dan buat publik tambah bias terhadap Papua," ucap Zely.

Ramandey: Harusnya Polisi Beritahu Di mana Jenazah Leo Magai Yogi Berada

Posted by Unknown on Kamis, 28 Mei 2015 | 0 komentar | Leave a comment...

Jayapura, Jubi – Frits Ramandey, ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, mengatakan harusnya aparat kepolisian beritahukan kepada publik dimana jenazah Leo Magai Yogi, pimpinan TPN/OPM wilayah Paniai berada. Karena sampai saat ini pihak keluarga masih mencari tahu dimana jenazah almarhum Leo berada.
“Kita harap jenazah Leo bisa ditemukan. Supaya setelah ditemukan bisa pastikan apakah memang Leo meninggal dunia atau masih ada. Supaya setelah ditemukan, kita bisa pastikan dia meninggal karena apa dan dimana jenazhnya dikuburkan dan apa penyebab Leo meninggal dunia dan kalau meninggal karena di bunuh, kita bisa pastikan siapa pelakunya,”kata Ramandey kepada Jubi di Padang Bulan, Kamis (28/5/2015).
Kata dia, memang saat ini pihak keluaga masih mencari tahu di mana jenazah Leo Magai berada. Karena hingga saat ini aparat tidak mau memberitahukan keberadaan jenazah Leo berada.
“Ini masalah nyawa manusia. Kalau sudah ditembak mati atau diapakan jenazahnya harus diserahkan kepada keluarga. Bukan aparat menghilangkan jejak dan diamkan. Jadi kami berharap agar polisi beritahu keberadaan jenazah Lelo Maga yang pasti,” katanya.
Lanjut Ramandey, Marsel Muayapa, sopir yang ditahan oleh aparat di Polda Papua itu dikabarkan tengah sakit. Dan aparat harus bebaskan Muyapa dari tahanan.
“Karena kalau dia sakit tapi masih terus ditahan berarti itu akan menyalahi aturan. Dan juga Marsel itu hanya sopir bukan anggota OPM wilayah Paniai, jadi polisi harus bebaskan Marsel,” katanya.
Seperti dilansir Majalah Selangkah, keluarga Marsel Muyapa meminta aparat untuk segera membebaskan Marsel. Karena Marsel bukan anggota OPM tetapi sopir. Dan keluarga korban juga tidak terima bila Marsel dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura.
“Kami tidak setuju Marsel dirawat di rumah sakit Polisi Bhayangkara, sementara kondisinya belum pulih kemudian ia dibawa ke sel, dia ini bukan binatang, kami meminta untuk polisi bebaskan karena dia bukan OPM dan kami yang mau merawatnya di rumah,” kata Meli Gobay, kepada sejumlah wartawan di Entrop, Jayapura, Rabu (20/5/2015) siang

Di Yahukimo, Aparat Tangkap Dua Aktivis KNPB Wilayah Yahukimo

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...


Aksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - IST
Jayapura, Marthen Suhuniap, Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Yahukimo melaporkan aparat telah menangkap dua aktivis KNPB wilayah Yahukimo di Kota Dekai, kabupaten Yahukimo, Papua.
“Hari ini, aparat kepolisian dari Kapolres Yahukimo, telah menangkap dua aktivis KNPB wilayah KNPB atas nama Susa Bahabol dan Aton Bahabol di depan ruko Putra Daerah. Mereka ditangkap oleh polisi berpakaian preman. Dan saat ini mereka sedang ditahan di Polres Yahukimo,” ungkap Marthen Suhuniap, ketua I KNPB wilayah Yahukimo, kepada Jubi melalui telepon genggamnya dari Yahukimo, Kamis (28/5/2015).
Ia menambahakn, KNPB Yahukimo bersama rakyat Papua sempat melakukan aksi damai dan berjalan dengan baik. Dan dua aktivis KNPB tersebut ditangkap saat berada di salah satu tempat pangkas rambut di kota Dekai.
“Sampai saat ini kami belum tahu alasan dua aktivis KNPB ini ditangkap. Lalu sampai sekarang kami tidak bisa pergi kunjungi mereka di tahanan,” jelasnya.
Sementara itu, dari data yang dilaporkan sekretaris KNPB pusat,  Ones Suhuniap, pada hari yang sama di Nabire aparat menangkap dua aktivis KNPB wilayah Nabire atas nama Yafet Keiya dan Ottis Munipa di taman Gizi, Nabire, Papua. Dan 47 massa aksi ditangkap di depan kampus Uncen Waena, Perumnas III dan saat ini mereka sedang ditahan di Polresta Jayapura.

Di Yahukimo, Aparat Tangkap Dua Aktivis KNPB Wilayah Yahukimo

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...

Aksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - IST

Di Yahukimo, Aparat Tangkap Dua Aktivis KNPB Wilayah Yahukimo

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...

Aksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - ISTAksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - ISTAksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - ISTAksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - ISTAksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - IST

Di Yahukimo, Aparat Tangkap Dua Aktivis KNPB Wilayah Yahukimo

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...

Aksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - ISTAksi KNPB Yahukimo pada hulan Maret lalu - IST

84 AKTIVIS KNPB DITANGKAP 5 ORANG TERLUKA DALAM AKSI MENDUKUNG ULMWP MMEMBAWAH WEST PAPUA MENUJU MSG

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...


Aksi demo damai Mendukung ULMWP Membawah West Papua menuju MSG berakhir dengan penagkapan dan pembubaran paksa serta pemukulan dan penyiksaan terhadap aktivis KNPB Demo damai Komite Nasional Papua Barat KNPB di berbagai daerah di Papua berakhir dengan penagkapan dan penyiksaan terhadap sejumlah aktvis KNPB di Papua Barat.
Penagkapan 84 aktivis KNPB yang ditangkap dan disiksa polisi tersebut terjadi di Jayapura, Nabire dan Wamena. Penagkapan di kota jayapura terjadi di 3 tempat yang berbeda antara lain :
1. Perumnas III waena sebanyak 30 orang
2. Halaman Kantor DPRP sebanyak 8 orang 
3. Di Taman Imbi Jayapura Kota sebanyak 4 orang
4. Di nabire seanyak 6 orang
5. Di Wamena sebanyak 25 orang

Sedangkan nama yang disiksa dan dipukul polisi kami berhasil didata antara lain
1. Sam Lokon kepala dipukul dengan pantat senjata
2. Ori Ilintamon dipukul dengan sepatu dan pantat senjata di kepala yang mengakibatkan kepala benyol
3. Abetnego Dipukul dan di inyak-inyak di tanah dengan sepatu
4. Asa Alua di pikul dengan dengan senjata sehingga kepala berdara.
Kronologis penagkapan dan penyiksaan dan Nama-nama 82 aktivis yang ditangkap diberbagai daerah di Papua serta sejumlah barang milik KNPB yang disita silakan dikuti dalam lampiran dibawah ini.

KORONOLOGI 30 AKTIVIS KNPB DITANGKAP, 5 ORANG TERLUKA DI GAPURA UNCEN PERUMNAS III, WAENA
KNPBnews JAYAPURA 28 MEI 2015. Aparat kepolisian dari Polresta Kota Jayapura kembali melakukan pengkapan brutal dan mebubarkan masa dengan mengeluarkan tembakan. Akibat dari kebrutalan aparat ini 5 orang terluka puluhan lainya ditangkap. Penagkapan aktivitas KNPB ini ditangkap karena ulah mahasiswa uncen yang jadi propokator dan melempar batu ke arah polisi dari arah sekertariat bem uncen dan dari arah atas jalan naik kampus.
Hai itu menyebabkan sejumlah aktivis knpb ditangkap secara brutal hingga sejumlah aktivis terluka karena disiksa polisi. Demo damai KNPB medukung ULMWP pada hari ini Polisi menakap seluruh aktivis KNPB di gapura uncen perumnas III Waena. Penagkapan ini terjadi pada pukul 09 . 15 WPB. Dalam Penagkapan ini sejumlah aktivis KNPB terluka karena polisi melakukan pemukulan pada saat Penagkapan.
Salah satu yang terluka adalah Assa Alua terluka kepala mengeluarkan darah cukup banyak. Kemudian salah satu gigi patah. Pada saat melakukan penangkapan polisi mengeluarkan tembakan sebanyak 2 kali. Sebelum polisi melakukan penagkapan ada pengurus BEM Uncen yang sudah dipasang polisi melempar batu ke arah polisi seakan-akan masa yang melempar batu, akhirnya langsung melakukan pemukulan dan penagkapan.
polisi datang melekukan pemukulan dan panagkapan dengan tidak manusiawi terhadap sejumlah aktivis KNPB.sekitar 5 anggota KNPB terluka. Kemudian di Expo Waena 2 orang di tangkap pada pukul 9.00 WPB. Sebelumya mahasiswa uncen memalang kampun pada pukul 8.35 WPB namun polisi bubarkan paksa.
Kemudian KNPB Keluar dari sekertariat vietnam menuju perumnas III Waena pada pukul 09.00 wpb, kemudian pada pukul 09.10 masa aksi dari KNPB tiba di gapura uncen langsung dihadang polisi. 5 menit kemudian ada provokator lempar batu dari arah kamus ke polisi sehingga semua aktivis KNPB ditangkap polisi. Polisi juga melakukan penangkapan di Expo dan depan kantor pos abepura.
Aksi demo yang sama KNPB wilayah sentani dibubarkan paksa oleh kepolisian polres Sentani, dan di abe depan kantor pos abe dibubarkan.

ININILA NAMA 46 AKTIVIS KNPB YANG DITANGKAP DI JAYAPURA
Dalam aksi demo damai KNPB mendukung ULMWP membawah west Papua ke MSG Polisi menagkap 46 aktivis KNPB ada 5 orang yang terluka, dipukul dan disiksa Polisi.
nama-nama yang ditangkap antara lain :

1. Warpo wetipo, Ketua Komisariat diplomasi KNPB Pusat
2. Ucak Bazoka Logo, Jubir Nasional
3. Sony Meage,
4. yosep degey,
5. panus siep, 
6. assa alua,
7. oncen balingga,
8. meky tipagau,
9. nita wenda,
10. yufri pahabol,
11. eky balingga,
12. alex mujijau,
13. sony dogopia,
14. natalis napagani,
12. beny yatipai,
16. eliaser anggainggom,
17. yustinus nambagany,
18. dominikus dendegau,
19. taksen giay,
20. selvianus bagubau,
21. Memendas so,
22. Otniel balingga,
23. osea yeimo,
24. amos payage,
25. natalis go,
26. donatus dombay,
27. musa tobay,
28. mike mabel,
29. pitre matuan,
30. keliopas boma.
Barang-barang yang disita polisi di perumnas 3 waena antara lain :
1. Spanduk 2 buah
2. Bendera KNPB 6 buah
3. 1 buah megapon
4. 30 HP disita polisi
5. Camera 1 buah
Penangkapan di Expo waena terjadi pada pukul 09. 00 WPB Yang dapat tangkap di Expo waena berjumlah 8 orang berikut nama-nama
1. Justinus Wambogai
2. Natalis Nambogai 
3. Domingkus Dedegau
4. Selpianus Bagaubau
5 . Mecky Tibagau
6. Alex Mugijau
7. Jus Nabagani dan satu orang Belum terindentivikasi.
Barang barang yang disita polisi di Expo antara lain
1. 1 Buah megaphone
2. 3 buah bendera KNPB 
3. 5 buah HP 
PENGKAPAN 8 AKTIVIS KNPB NUMBAY DAN KRONOLOGI
KNPB Numbaynews Kamis 28 Mei 2015 masa aksi dari KNPB Numbay melakukan aksi demo mendukung ULMWP membawah west Papua ke MSG berakhir dengan pembubaran dan penagkapan 8 aktivis KNPB numbay.
KNPB wilayah Numbay pusatkan titik kumpul di halte Yapis, Masa aksi demo damai berkumpul di halte yapis jam 08- 00 – 10.00 WPB, pada pukul 10.30 Masa menuju DPRP, slema 2- 0 menit mas aksi menkunakan angkutan kota tiba di kantor DPRP jam 11. 10 WPB. Kemudian masa aksi membentangkakan spanduk dan bendera KNPB melakukan orasi - orasi selama 5 menit. Kemudian aparat kepolisian menadtangi masa aksi dari KNPB sentani yang berkumpul di halaman DPRP langsung dibubarakan secara paksa dan 8 aktivis KNPB Numbay ditangkap . Sebelumnya terjadi penagkapan di perumnas III waena dan Expo masa Aksi dari KNPB numbay menuju ke kantor DPRP untuk mendesak DPRP mengeluarka aktivis KNPB namun, polisi kembali membubarkan masa aksi di kantor DPRP dan menagkap 8 aktivis KNPB yang melakukan orasi-orasi di halaman kantor DPRP Penagkapan di kantor DPRP itu terjadi pada pukul 10 .00 – 11. 30 WPB. 
anggota dan pengurus KNPB Numbay yang ditangkap di halaman kantor DPRP dan ditahan Polres Kota jayapura. Nama antara lain sebagai berikut :
1. Regi
2. Ymi
3. Ribka 
4. Marike Mambrasar
5. Didimus wakei
6. Nton Iyai

Berikut nama -nama yang ditangkap kantor halaman DPRP :
1. Regina Wenda Sekertaris KNPB numbay
2. Ribka Komba Bendahara KNPB numbay
3. Yimi Broway Ketua I KNPB Numbay 
4. Abetnego Tenoye 
5. Marike Mbrasar 
6. Didimus Wakei
7. Anton Iyai dan ada satu orang belum sempat didata

Barang barang milik KNPB Numbay yang disita aparat kepolisian dari halaman Kantor parlemen atau DPRP antara lain;
1. Satu buah mengapone 
2. Satu buah spnduk 
3. 7 Buah HP
4. 6 buah bendera KNPB 
5. 1 buah camera 
Kemudian pada pukul 11. 00 WPB masa aksi yang dari sector abe kamkey dan dari perumnas 3 sebagian berkumpul kembali ke sekertariat KNPB dan selanjutnya menuju ke kantor DPRP agar segera bebaskan aktivis KNPB yang ditangkap lebih dahulu. 
Pada pukul 11. 10 WPB masa menuju ke kantor DPRP menggunakan mobil komando yang dipakai oleh KNPB hari Ini. Pada pukul 12.00 WPB masa aksi tiba di tama nimbi kemudian berusaha untuk masuk ke kantor DPRP namun polisia membubarkan paksa dan melakukan pemukulan terhadap sejumlah aktivis KNPB.
Mereka yang dapat tangkap di taman imi adalah 
1. Aftur Silak 
2. Laskar Sama
2. Natalis Mabel 
3. Thea Alua
4 . Gepsi 
semua yang ditangkap diarahkan ke Polresta kota Jayapura.

POLISI JUAG MELAKUKAN PENAGKAPAN TERHADAP 6 AKTIVIS KNPB NABIRE
KNPB Nabire News: Hari Ini ini Kamis 28 Mei 2015, jam 12.00 WPB kepolisian dari Polres Nabire melakukan penagkapan terhadap 6 aktivis KNPB wilayah Nabire. Penagkapan itu terjadi di taman Gisi Oyahe Nabire.
Pada saat itu polisi melakukan penagkapan terhadap anggota dan pengurus KNPB tersebut setelah mereka jumpa perss. Pada saat itu polisi dating dengan kekuatan penuh dengan peralatan lengkap. Aparat kepolisian tiba di tempat, yaitu taman Gisi oyahe Nabire langsung memengeluarkansebanyak empat kali.
Setelah itu polisi langsung menghadang aktivis KNPB lalu melakukan pemukulan dan Penagkapan. Polisi juga megejar aktifis KNPB bersma PRD Wilayah Nabire lari menyelamatkan diri Polisi turun lengkp degan alat perang lenkap senjata dan mobil tahanan serta mobil barak kuda satu buah mobil dalmas atau patroli yg bertugas polres nabire untuk menghadapi aktivis KNPB yang sedang Melakukan jumpa press dengan wartwan.
Nama yang ditangkap di nabire antara lain: 
1. Yafet Keiya anggota PRD Nabire ketu komisi urusan luar negeri,
2. Ottis Munipa angota, 
3. Mecky Yeimo sekjen 1 KNPB Pusat, 
2. Akulian Mote, sebagai ketua PRD Nabire, 
3. Anton Gobay, anggota 
4. Anipa Pigai anggota 
5. Iyouwa Nwpa sbg ketua I knpb nbre, 
6. Agus Tebai anggota.

kenapa polisi datang masyarakat dalam hal ini Aktivis KNPB yang sedang melakukan jumpa perss bukan demo, apakah mengeluarkan pendapat melalui media juga harus dilarang ? dimana hak politik orang Papua ?
Demikian informasi dari nabire selanjutnya akan menyusul. Mohn dukungan doa.

Sementara itu aksi demo KNPB wilayah Sorong diblokade oleh aparat kepolisian dari polres kota sorong. Aksi KNPB sorong raya tadi pagi di tempat ibada gereja rasuli di blokade dengan ketat satuan TNI/POLRI di jalan masuk gereja samping hotel waigo kampung baru kota sorong, walaupun di blokade dengan ketat masa langsung menuju sekertariat KNPB di malanu kampung samping kampus UKIP kota sorong untuk beribada mendukun ULMWP nenuju MSG, ibada berjalan dengan baik ibada di pimpin oleh pdt,ZARS FONATABA, Massa rakyat menuntut negara-negara Melanesia agar mendukung ULMWP menjadi anggota MSG
Kemudian aksi KNPB wilayah sentani dibubarkan dan diblokade oleh kepolisian polres kabupaten sentani.
Sementara itu dari Wamena dilaporkan bahwa polisi menagkap 25 orang bersama Ketua I KNPB pusat Agus Kossay dan 25 anggota KNPB wamena ditangkap bersama ketua KNPB pusa Masih ditahan di polres JayawiJaya Wamena.
Polisi Blokade Demonstran KNPB Sentani 
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani sesuai arahan KNPB Pusat untuk aksi Nasional, maka hari ini tanggal 28 Mei 2015, KNPB Sentani bersama ratusan masa aksi turun jalan long march dari Secretariat menuju ke Jalan Pos 7. Jarak sekitar 1 km namun Polisi dari Polres Kabupaten Jayapura hadang masa aksi di jembatan kali Polomo dekat tidak jauh dari Pos 7 jarak sekitar 100 meter.

Polisi hadang masa aksi secara paksa pada jam 08: 00 WIT. Polisi minta masa aksi bubar jika tidak kembali ke sekretariat KNPB Sentani, maka Polisi dan kordinator aksi sempat tawar menawar terjadi. Akhirnya Polisi tidak ijinkan demonstran ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) sesuai rencana sebelumnya KNPB sebagai pusat sentral aksi damai. Setelah blokeade demonstran polisi tidak hanya suruh kembali tetapi menyita beberapa atribut demo damai KNPB sentani diantaranya: 
1. belasan pamlet, 
2. spanduk 1 buah yang bertuliskan “Rakyat Papua Secara Resmi Mengundang Jurnalis Asing, Lembaga Kemanusian Segerah Datang Ke Papua” dan bendera KNPB 6 buah disita dari Polres Jayapura.
3. Bendera KNPB 6 buah disita dari Polres Jayapura.
Dalam orasinya Ketua I KNPB Sentani Agus Bahabol, Mangatakan “Semua demonstran jangan kecewa karena kita tidak ke Kantor DPRP tetapi kami sudah di hadang Polisi dan kembali, berarti angkap saja sudah sampaikan aspirasi kami di dunia dan Indonesia” kata dia dalam orasi sambil berjaln kaki pulang ke secretariat.

Wah, Dua Jenderal Beda Pernyataan Tentang Penyanderaan di Enarotali

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...

Jakarta, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko membantah tentang adanya penyanderaan dua prajurit TNI di Enarotali, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua, oleh kelompok bersenjata pada Selasa (26/5/2015) lalu.
“Tidak ada penyanderaan kepada prajurit. Prajurit TNI yang dimaksud berhasil meloloskan diri dari ancaman kelompok bersenjata,” kata Panglima TNI disela-sela pengarahannya di hadapan 2.360 hadirin yang terdiri dari prajurit, PNS dan Dharma Pertiwi, di Kodam IX Udayana, Denpasar, Bali, Kamis (28/5/2015), dikutip Kantor Berita Antara.
Ia mengatakan, dua prajurit TNI mengantar beberapa warga yang hendak berbelanja dengan menggunakan perahu motor.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan kelompok bersenjata. Mereka disuruh naik ke atas perahu oleh kelompok bersenjata, kemudian mereka loncat ke dalam air untuk berlindung.
“Karena naluri prajurit ini bagus, mereka loncat ke dalam air dan berlindung. Setelah dicari-cari, mereka bertemu dengan petugas yang tengah patroli. Jadi, tidak ada penyanderaan,” katanya.

Sebelumnya, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan mengaku dua anggota TNI yang bertugas di Enarotali sejak Selasa (26/5) malam disandera oleh kelompok bersenjata.
“Saya sudah mendapat laporan tentang dua anggota TNI yang disandera kelompok bersenjata di Enarotali,” ujarnya di Jayapura, Rabu.

Berdasarkan laporan yang diterima, kejadian itu berawal saat kedua anggota itu bersama warga lainnya berbelanja dengan menggunakan perahu motor (speed boat). Namun Siahaan setelah itu membuat pernyataan dua anggota TNI yang katanya disandera itu berhasil meloloskan diri.
Sedangkan Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai, John Gobay, kepada Jubi membantah informasi adanya penyanderaan dua anggota TNI yang bertugas di kantor Koramil Komopa, seperti yang disebutkan Pangdam Cenderawasih. Kedua anggota TNI itu masing masing Serda Lery, anggota Koramil distrik Komopa dan Prada Sholeh, anggota Kostrad 303/Raider.
“Tidak ada sandera di Paniai, jangan dibesar-besarkan serta mau alihkan kasus Paniai,” tegas John Gobay.
Info yang didapatkan dari masyarakat di Enarotali maupun Komopa, lanjut Gobay, adalah dua anggota Koramil Komopa ini kemarin sore ada naik speedbot dari ujung lapangan bersama masyarakat Komopa. Sampai di dekat gabungan Kali Eka dan kali Aga, masyarakat mengatakan pada kedua anggota Koramil jika di ujung kali ada markas OPM.
“Jadi keduanya diminta selamatkan diri. Bukan disandera. Mereka dua lompat dari speedboat dan mereka dua bermalam di rawa-rawa,” jelas Gobay kepada Jubi, Rabu (27/5/2015) di Jayapura.

Pelapor Khusus PBB : Jurnalis Asing Bebas ke Papua, Untungkan Papua

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...

Surabaya, Jubi/Antara – Pelapor Khusus PBB mengenai Situasi HAM Palestina, Prof Dr Makarim Wibisono MA-IS MA, menilai kebijakan Presiden Joko Widodo membebaskan jurnalis asing untuk meliput Papua itu justru akan sangat menguntungkan Papua.
“Kalau dilarang justru akan memunculkan pemberitaan yang keliru tentang Papua, tapi kalau dibuka bebas akan membuat jurnalis asing bisa melihat fakta dan perubahan di sana,” katanya setelah berbicara dalam debat publik bertajuk ‘Pengungsi Rohingya dan Respons ASEAN’ di Auditorium Fisip Unair Surabaya, Rabu (27/5/2015).
Dalam “diskusi reboan” yang juga menampilkan dosen HI Fisip Unair Baiq Wardhani MA PhD itu, Prof Makarim yang juga guru besar luar biasa pada Hubungan Internasional (HI) Fisip Unair Surabaya itu menyatakan kebebasan jurnalis asing meliput Papua itu juga memaksa pemerintah untuk lebih siap.
“Kalau orang asing bisa meliput Papua secara bebas, maka pemerintah pun tidak akan main-main dalam membangun Papua, sehingga dampaknya akan justru mendorong kesejahteraan masyarakat Papua,” katanya.
Dampak lebih lanjut, katanya, kalau masyarakat Papua sejahtera, maka obsesi masyarakat Papua untuk merdeka itu akan hilang, apalagi Papua merdeka itu tidak menguntungkan Papua dan Indonesia, melainkan menguntungkan negara lain.
“Jadi, kalau kita mampu mengelola Papua hingga masyarakatnya senang, maka obsesi untuk merdeka itu tidak akan pernah ada. Tapi, kalau kita salah dalam mengelola Papua, maka jurnalis yang ada di sana akan menyebarluaskan ke seluruh dunia dan citra kita akan tercoreng,” katanya.
Sebelumnya (26/5), Direktur Utama Perum LKBN Antara Saiful Hadi mengusulkan adanya sanksi tegas untuk para jurnalis, termasuk dari luar negeri, yang menyajikan berita bias serta tidak berimbang tentang keadaan di tanah Papua.
“Perlu sanksi tegas bagi jurnalis, termasuk berasal dari luar negeri, yang menyajikan pemberitaan tentang Papua berdasarkan fakta yang direkayasa,” katanya dalam Seminar Nasional bertema ‘Peluang, Tantangan dan Hambatan Atas Terbukanya Papua bagi Jurnalis Asing’ di Wisma Antara, Jakarta.
Menurut dia, bentuk sanksi tersebut harus dibahas bersama dengan Dewan Pers agar seluruh pewarta dan termasuk jurnalis asing, dapat menjaga profesionalitas dalam pemberitaan mereka.
Terkait permasalahan sanksi tersebut, Dewan Pers akan mendorong masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan jurnalistik sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (hak jawab dan hak koreksi)

Di Nabire, Dua Aktivis KNPB Ditangkap Aparat

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...

Aktivis KNPB Manokwari saat dibawa ke Markas Brimob Papua Barat - facebook

Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Pusat melaporkan, aparat kepolisian dari Polres Nabire telah menangkap dua aktivis KNPB wilayah Nabire atas nama Yafet Keiya dan Ottis Munipa di taman Gizi, Nabire, Papua.
“Hari ini, Kamis 28 Mei 2015 sekitar pukul 12.00, aparat menangkap dua aktivis KNPB wilayah Nabire usai melakukan siaran pers di taman Gizi, Oyehe. Saat ditangkap aparat sempat keluarkan tembakan sebanyak empat kali,” jelas Ones Suhuniap, sekretaris umum KNPB Pusat, kepada Jubi di Jayapura, Kamis (28/5/2015).
Lebih lanjut Ones mengatakan, aparat juga melakukan pengejaran terhadap aktivis KNPB bersama PRD Wilayah Nabire. Aparat turun dengan kekuatan penuh, lengkap dengan senjata dan mengendarai satu buah mobil patroli dari Polres Nabire.
“Para aktivis KNPB yang dikejar adalah Mecky Yeimo, Sekjen I KNPB Pusat, Akulian Mote, Anton Gobay, Anipa Pigai, Iyouwa Nawipa dan Agus Tebai. Mereka dikejar aparat di Nabire,” ungkap Suhun.
Saat Jubi ingin menghubungi Mecky Yeimo, Sekjen KNPB Pusat yang sedang berada di Nabire dari Jayapura, Mecky tidak bisa dihubungi karena berada nomor di luar jangkauan.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan aktivis KNPB ditangkap oleh aparat di Jayapura saat hendak melakukan demo damai ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua. Anggota KNPB ditangkap di gapura Uncen Perumnas III Waena. Penangkapan ini terjadi pada pukul 09.15 WP. Dalam Penangkapan ini sejumlah aktivis KNPB terluka karena polisi melakukan pemukulan saat penangkapan. 

82 AKTIVIS KNPB DITANGKAP 5 ORANG TERLUKA DALAM AKSI MENDUKUNG ULMWP MEMBAWAH WEST PAPUA MENUJU MSG

Posted by Unknown on | 0 komentar | Leave a comment...























Aksi demo damai Mendukung ULMWP Membawah West Papua menuju MSG berakhir dengan penagkapan dan pembubaran paksa serta pemukulan dan penyiksaan terhadap aktivis KNPB Demo damai Komite Nasional Papua Barat KNPB di berbagai daerah di Papua berakhir dengan penagkapan dan penyiksaan terhadap sejumlah aktvis KNPB di Papua Barat.
Penagkapan 82 aktivis KNPB yang ditangkap dan disiksa polisi tersebut terjadi di Jayapura, Nabire dan Wamena. Penagkapan di kota jayapura terjadi di 3 tempat yang berbeda antara lain :
1. Perumnas III waena sebanyak 30 orang
2. Halaman Kantor DPRP sebanyak 6 orang 
3. Di Taman Imbi Jayapura Kota sebanyak 4 orang
4. Di nabire seanyak 6 orang
5. Di Wamena sebanyak 25 orang

Sedangkan nama yang disiksa dan dipukul polisi kami berhasil didata antara lain
1. Sam Lokon kepala dipukul dengan pantat senjata
2. Ori Ilintamon dipukul dengan sepatu dan pantat senjata di kepala yang mengakibatkan kepala benyol
3. Abetnego Dipukul dan di inyak-inyak di tanah dengan sepatu
4. Asa Alua di pikul dengan dengan senjata sehingga kepala berdara.
Kronologis penagkapan dan penyiksaan dan Nama-nama 82 aktivis yang ditangkap diberbagai daerah di Papua serta sejumlah barang milik KNPB yang disita silakan dikuti dalam lampiran dibawah ini.

KORONOLOGI 30 AKTIVIS KNPB DITANGKAP, 5 ORANG TERLUKA DI GAPURA UNCEN PERUMNAS III, WAENA AKSI DEMO DAMAI DUKUNG ULMWP MEMBAWAH WEST PAPUA KE MSG
KNPBnews JAYAPURA 28 MEI 2015. Aparat kepolisian dari Polresta Kota Jayapura kembali melakukan pengkapan brutal dan mebubarkan masa dengan mengeluarkan tembakan. Akibat dari kebrutalan aparat ini 5 orang terluka puluhan lainya ditangkap. Penagkapan aktivitas KNPB ini ditangkap karena ulah mahasiswa uncen yang jadi propokator dan melempar batu ke arah polisi dari arah sekertariat bem uncen dan dari arah atas jalan naik kampus.
Hai itu menyebabkan sejumlah aktivis knpb ditangkap secara brutal hingga sejumlah aktivis terluka karena disiksa polisi. Demo damai KNPB medukung ULMWP pada hari ini Polisi menakap seluruh aktivis KNPB di gapura uncen perumnas III Waena. Penagkapan ini terjadi pada pukul 09 . 15 WPB. Dalam Penagkapan ini sejumlah aktivis KNPB terluka karena polisi melakukan pemukulan pada saat Penagkapan.
Salah satu yang terluka adalah Assa Alua terluka kepala mengeluarkan darah cukup banyak. Kemudian salah satu gigi patah. Pada saat melakukan penangkapan polisi mengeluarkan tembakan sebanyak 2 kali. Sebelum polisi melakukan penagkapan ada pengurus BEM Uncen yang sudah dipasang polisi melempar batu ke arah polisi seakan-akan masa yang melempar batu, akhirnya langsung melakukan pemukulan dan penagkapan.
polisi datang melekukan pemukulan dan panagkapan dengan tidak manusiawi terhadap sejumlah aktivis KNPB.sekitar 5 anggota KNPB terluka. Kemudian di Expo Waena 2 orang di tangkap pada pukul 9.00 WPB. Sebelumya mahasiswa uncen memalang kampun pada pukul 8.35 WPB namun polisi bubarkan paksa.
Kemudian KNPB Keluar dari sekertariat vietnam menuju perumnas III Waena pada pukul 09.00 wpb, kemudian pada pukul 09.10 masa aksi dari KNPB tiba di gapura uncen langsung dihadang polisi. 5 menit kemudian ada provokator lempar batu dari arah kamus ke polisi sehingga semua aktivis KNPB ditangkap polisi. Polisi juga melakukan penangkapan di Expo dan depan kantor pos abepura.
Aksi demo yang sama KNPB wilayah sentani dibubarkan paksa oleh kepolisian polres Sentani, dan di abe depan kantor pos abe dibubarkan.

ININILA NAMA 46 AKTIVIS KNPB YANG DITANGKAP DI JAYAPURA
Dalam aksi demo damai KNPB mendukung ULMWP membawah west Papua ke MSG Polisi menagkap 46 aktivis KNPB ada 5 orang yang terluka, dipukul dan disiksa Polisi.
nama-nama yang ditangkap antara lain :
1. Warpo wetipo, Ketua Komisariat diplomasi KNPB Pusat
2. Ucak Bazoka Logo, Jubir Nasional
3. Sony Meage,
4. yosep degey,
5. panus siep, 
6. assa alua,
7. oncen balingga,
8. meky tipagau,
9. nita wenda,
10. yufri pahabol,
11. eky balingga,
12. alex mujijau,
13. sony dogopia,
14. natalis napagani,
12. beny yatipai,
16. eliaser anggainggom,
17. yustinus nambagany,
18. dominikus dendegau,
19. taksen giay,
20. selvianus bagubau,
21. Memendas so,
22. Otniel balingga,
23. osea yeimo,
24. amos payage,
25. natalis go,
26. donatus dombay,
27. musa tobay,
28. mike mabel,
29. pitre matuan,
30. keliopas boma.

Barang-barang yang disita polisi di perumnas 3 waena antara lain :
1. Spanduk 2 buah
2. Bendera KNPB 6 buah
3. 1 buah megapon
4. 30 HP disita polisi
5. Camera 1 buah

Penangkapan di Expo waena terjadi pada pukul 09. 00 WPB Yang dapat tangkap di Expo waena berjumlah 8 orang berikut nama-nama
1. Justinus Wambogai
2. Natalis Nambogai 
3. Domingkus Dedegau
4. Selpianus Bagaubau
5 . Mecky Tibagau
6. Alex Mugijau
7. Jus Nabagani dan satu orang Belum terindentivikasi.

Barang barang yang disita polisi di Expo antara lain
1. 1 Buah megaphone
2. 3 buah bendera KNPB 
3. 5 buah HP

PENGKAPAN 8 AKTIVIS KNPB NUMBAY DAN KRONOLOGI
KNPB Numbaynews Kamis 28 Mei 2015 masa aksi dari KNPB Numbay melakukan aksi demo mendukung ULMWP membawah west Papua ke MSG berakhir dengan pembubaran dan penagkapan 8 aktivis KNPB numbay.
KNPB wilayah Numbay pusatkan titik kumpul di halte Yapis, Masa aksi demo damai berkumpul di halte yapis jam 08- 00 – 10.00 WPB, pada pukul 10.30 Masa menuju DPRP, slema 2- 0 menit mas aksi menkunakan angkutan kota tiba di kantor DPRP jam 11. 10 WPB. Kemudian masa aksi membentangkakan spanduk dan bendera KNPB melakukan orasi - orasi selama 5 menit. Kemudian aparat kepolisian menadtangi masa aksi dari KNPB sentani yang berkumpul di halaman DPRP langsung dibubarakan secara paksa dan 8 aktivis KNPB Numbay ditangkap . Sebelumnya terjadi penagkapan di perumnas III waena dan Expo masa Aksi dari KNPB numbay menuju ke kantor DPRP untuk mendesak DPRP mengeluarka aktivis KNPB namun, polisi kembali membubarkan masa aksi di kantor DPRP dan menagkap 8 aktivis KNPB yang melakukan orasi-orasi di halaman kantor DPRP Penagkapan di kantor DPRP itu terjadi pada pukul 10 .00 – 11. 30 WPB. 
anggota dan pengurus KNPB Numbay yang ditangkap di halaman kantor DPRP dan ditahan Polres Kota jayapura. Nama antara lain sebagai berikut :
1. Regi
2. Ymi
3. Ribka 
4. Marike Mambrasar
5. Didimus wakei
6. Nton Iyai

Berikut nama -nama yang ditangkap kantor halaman DPRP :
1. Regina Wenda Sekertaris KNPB numbay
2. Ribka Komba Bendahara KNPB numbay
3. Yimi Broway Ketua I KNPB Numbay 
4. Abetnego Tenoye 
5. Marike Mbrasar 
6. Didimus Wakei
7. Anton Iyai dan ada satu orang belum sempat didata

Barang barang milik KNPB Numbay yang disita aparat kepolisian dari halaman Kantor parlemen atau DPRP antara lain;
1. Satu buah mengapone 
2. Satu buah spnduk 
3. 7 Buah HP
4. 6 buah bendera KNPB 
5. 1 buah camera 
Kemudian pada pukul 11. 00 WPB masa aksi yang dari sector abe kamkey dan dari perumnas 3 sebagian berkumpul kembali ke sekertariat KNPB dan selanjutnya menuju ke kantor DPRP agar segera bebaskan aktivis KNPB yang ditangkap lebih dahulu.

Pada pukul 11. 10 WPB masa menuju ke kantor DPRP menggunakan mobil komando yang dipakai oleh KNPB hari Ini. Pada pukul 12.00 WPB masa aksi tiba di tama nimbi kemudian berusaha untuk masuk ke kantor DPRP namun polisia membubarkan paksa dan melakukan pemukulan terhadap sejumlah aktivis KNPB.
Mereka yang dapat tangkap di taman imi adalah 
1. Aftur Silak 
2. Laskar Sama
2. Natalis Mabel 
3. Thea Alua
4 . Gepsi 
semua yang ditangkap diarahkan ke Polresta kota Jayapura.

POLISI JUAG MELAKUKAN PENAGKAPAN TERHADAP 6 AKTIVIS KNPB NABIRE
KNPB Nabire News: Hari Ini ini Kamis 28 Mei 2015, jam 12.00 WPB kepolisian dari Polres Nabire melakukan penagkapan terhadap 6 aktivis KNPB wilayah Nabire. Penagkapan itu terjadi di taman Gisi Oyahe Nabire.
Pada saat itu polisi melakukan penagkapan terhadap anggota dan pengurus KNPB tersebut setelah mereka jumpa perss. Pada saat itu polisi dating dengan kekuatan penuh dengan peralatan lengkap. Aparat kepolisian tiba di tempat, yaitu taman Gisi oyahe Nabire langsung memengeluarkansebanyak empat kali.
Setelah itu polisi langsung menghadang aktivis KNPB lalu melakukan pemukulan dan Penagkapan. Polisi juga megejar aktifis KNPB bersma PRD Wilayah Nabire lari menyelamatkan diri Polisi turun lengkp degan alat perang lenkap senjata dan mobil tahanan serta mobil barak kuda satu buah mobil dalmas atau patroli yg bertugas polres nabire untuk menghadapi aktivis KNPB yang sedang Melakukan jumpa press dengan wartwan.
Nama yang ditangkap di nabire antara lain: 
1. Yafet Keiya anggota PRD Nabire ketu komisi urusan luar negeri,
2. Ottis Munipa angota, 
3. Mecky Yeimo sekjen 1 KNPB Pusat, 
2. Akulian Mote, sebagai ketua PRD Nabire, 
3. Anton Gobay, anggota 
4. Anipa Pigai anggota 
5. Iyouwa Nwpa sbg ketua I knpb nbre, 
6. Agus Tebai anggota.

kenapa polisi datang masyarakat dalam hal ini Aktivis KNPB yang sedang melakukan jumpa perss bukan demo, apakah mengeluarkan pendapat melalui media juga harus dilarang ? dimana hak politik orang Papua ?
Demikian informasi dari nabire selanjutnya akan menyusul. Mohn dukungan doa.

Sementara itu aksi demo KNPB wilayah Sorong diblokade oleh aparat kepolisian dari polres kota sorong. Aksi KNPB sorong raya tadi pagi di tempat ibada gereja rasuli di blokade dengan ketat satuan TNI/POLRI di jalan masuk gereja samping hotel waigo kampung baru kota sorong, walaupun di blokade dengan ketat masa langsung menuju sekertariat KNPB di malanu kampung samping kampus UKIP kota sorong untuk beribada mendukun ULMWP nenuju MSG, ibada berjalan dengan baik ibada di pimpin oleh pdt,ZARS FONATABA, Massa rakyat menuntut negara-negara Melanesia agar mendukung ULMWP menjadi anggota MSG
Kemudian aksi KNPB wilayah sentani dibubarkan dan diblokade oleh kepolisian polres kabupaten sentani.
Sementara itu dari Wamena dilaporkan bahwa polisi menagkap 25 orang bersama Ketua I KNPB pusat Agus Kossay dan 25 anggota KNPB wamena ditangkap bersama ketua KNPB pusa Masih ditahan di polres JayawiJaya Wamena.

Polisi Blokade Demonstran KNPB Sentani
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani sesuai arahan KNPB Pusat untuk aksi Nasional, maka hari ini tanggal 28 Mei 2015, KNPB Sentani bersama ratusan masa aksi turun jalan long march dari Secretariat menuju ke Jalan Pos 7. Jarak sekitar 1 km namun Polisi dari Polres Kabupaten Jayapura hadang masa aksi di jembatan kali Polomo dekat tidak jauh dari Pos 7 jarak sekitar 100 meter.
Polisi hadang masa aksi secara paksa pada jam 08: 00 WIT. Polisi minta masa aksi bubar jika tidak kembali ke sekretariat KNPB Sentani, maka Polisi dan kordinator aksi sempat tawar menawar terjadi. Akhirnya Polisi tidak ijinkan demonstran ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) sesuai rencana sebelumnya KNPB sebagai pusat sentral aksi damai. Setelah blokeade demonstran polisi tidak hanya suruh kembali tetapi menyita beberapa atribut demo damai KNPB sentani diantaranya:
1. belasan pamlet, 
2. spanduk 1 buah yang bertuliskan “Rakyat Papua Secara Resmi Mengundang Jurnalis Asing, Lembaga Kemanusian Segerah Datang Ke Papua” dan bendera KNPB 6 buah disita dari Polres Jayapura.
3. Bendera KNPB 6 buah disita dari Polres Jayapura.

Dalam orasinya Ketua I KNPB Sentani Agus Bahabol, Mangatakan “Semua demonstran jangan kecewa karena kita tidak ke Kantor DPRP tetapi kami sudah di hadang Polisi dan kembali, berarti angkap saja sudah sampaikan aspirasi kami di dunia dan Indonesia” kata dia dalam orasi sambil berjaln kaki pulang ke secretariat

Subscription

You can subscribe by e-mail to receive news updates and breaking stories.

Most Popular

Archives

Recent News