Hancurkan Kapitalisme Global, Harus Belajar dari Iran, Venezuela, dan Kuba
Posted by Unknown on Selasa, 11 Agustus 2015 | 0 komentar
usai perang dingin Uni Soviet Runtuh, kapitalis dianggap ideologi paling unggul di dunia ini dikatakan oleh Francis Fukuyama, kemudian dibantah oleh Samuel Huntington, tidak ada ideologi yang menjadi permanen konflik yaitu Islam (Militan). Dalam bukunya Samuel Huntington “Who Are We” menganggap usai perang dingin menganggap Islam adalah sebagai musuh utama Amerika. inilah yang dilakukan Amerika dalam penyerangan Irak, hanya dengan berdasarkan asumsi Irak diserang hingga pada kejatuhan Saddam Husein. |
Begitu pula
tahun 2001 pada penyerangan Afghanistan, setelah ada stigma Afganistan
menyembunyikan Osama Bin Laden. Begitulah sebagai gambaran bahwa kapitalis
selalu menggunakan cara yang intinya adalah ingin mencari bahan baku
semurah-murahnya dan menguasai pasar seluas-luasnya. Karena inti atau watak
dari kapitalis adalah akumulasi modal dengan berbagai cara dan metode.
Sehingga yang
terjadi sekarang adalah perang 10 tahun Irak dan Afghanistan sudah selesai,
rupanya ada perlawanan yang maha dahsyat sehingga ini mengakibatkan
kebangkrutan Amerika. Karena ciri khas dari Amerika adalah menggunakan
politik proteksi yaitu dimana tentara maju kedepan kemudian didukung oleh pengusaha
kemudian mereka sharing saham dengan kroni dan lingkungan dalam termasuk NATO
dan ISAF yang kini sudah jarang muncul, ini anggota banyak dari Australia dan
Asia. Kemudian mereka sharing saham untuk “kepemilikan” masing-masing kota.
Ketika perang tersebut sudah berlangsung selama 10 tahun ternyata modal tidak
kembali bahkan minyak pun tidak terangkut ke bumi Amerika maka bangkrutlah
Amerika.
Ada perubahan
metode dari invasi militer, yang ternyata memerlukan banyak biaya dan
legitimasi internasional, mereka mengubah menjadi yang namanya Provincial
Reconstruction Team (PRT). Dan ini dilakukan di negeri-negeri Jalur Sutera.
Intinya dari jalur Xinxiang (China), Turkmenistan, mesir, syria kemudian
mengurai sampai ke Eropa dan terakhir ke Afrika Utara, di Maroko. Itulah
negeri-negeri jalur sutera yang merupakan jalur ekonomi dunia, termasuk jalur
militer bahkan jalur ini telah disamarkan oleh sesepuh Amerika yaitu
Laksamana Alfred Mahan, yang mengatakan barang siapa yang menguasai lautan
Hindia maka dia akan menjadi kunci percaturan dunia.
Oleh karena
itu pada tahun kemarin Amerika mencaplok Pulau Socotra. Lokasi pulau itu
sekitar 80-an Km dari Tanduk Afrika (Horn of Africa). Menghubungkan Laut
Mediterania menuju Asia Selatan, Tenggara dan kawasan Timur Jauh melalui
Terusan Suez, Laut Merah serta Teluk Aden. Ini merupakan rute perdagangan
dunia, serta tempat transitnya kapal-kapal tanker minyak dunia.
Lokasinya
pada 3000-an Km dari pangkalan militer di Diego Garcia, di Kepulauan Chagos,
Lautan India – merupakan fasilitas militer AS terbesar di luar negeri.
Artinya jika menemui kontinjensi mendesak maka permintaan bantuan dan
perkuatan militer ke Socotra sangat mudah lagi cepat.
Itulah jalur
sutera yang mungkin selalul diincar oleh seluruh ideologi di seluruh dunia.
Termasuk ideologi kapitalis yang terdiri dari Amerika dan negara-negara
barat.
Kebangkrutan
Amerika adalah salah satu kesalahan dari Samuel Huntington yang mengatakan
Islam adalah ideologi, padahal Islam bukanlah ideologi tetapi agama dari
langit. Ideologi adalah hasil olah pikir dari manusia yang secara terbatas
yang melahirkan peradaban. Kalau Islam adalah agama. Maka ketika olah pikir
manusia dibandingkan dengan agama dari langit maka tidaklah tepat.
Amerika
sekarang hanya ada di media, karena ada perubahan metode di negara-negara
Timur Tengah. Dimana method tersebut sudah lepas kendali. Sebenarnya yang
digoyang adalah negara-negara boneka Amerika tetapi mereka sudah mulai
durhaka, karena Amerika sudah bangkrut kok diam-diam saja.
Disinilah ada
perubahan-perubahan metode menjadi PRT per kota dengan mengangkat tema-tema
sentral yaitu kemiskinan, ketidakadilan dan lain-lain, yang pada dasarnya
sudah ada. Dengan ideologi kapitalis yang telah diadopsi membuatnya menjadi
miskin, misalnya berhutang kepada IMF. Bisa dilihat pada bukunya Jhon Perkin,
dimana dia membuat laporan palsu kemudian IMF melakukan campur tangan yang
pada akhirnya membuat bangkrut negara yang bersangkutan. Karena memang 90%
pinjaman itu digunakan untuk membangun infrastruktur perusahaan-perusahaan
asing, sementara sisanya baru digunakan untuk negara yang berhutang. Dan
hutangnya tersebut tetap dibayarkan oleh negara yang berhutang. Keuntungan
tersebut hanya dirasakan oleh segelintir elite karena pembangunan
infrastruktur itu proyeknya dikerjakan oleh para pejabat dan kroninya. Jadi
berhutang tetapi justru semakin miskin juga.
Akhir dari
penyampaian ini adalah untuk menghancurkan kapitalisme global, kita harus
belajar dari Iran, venezuela, Kuba dan lainnya. Dimana yang pertama adalah
kemandirian, yaitu pemimpin yang independen dan didukung oleh rakyatnya.
Kemudian ketahanan nasional. Kalau ini sudah dimiliki maka kita baru dapat
menggebuk ular kapitalisme yang telah membuat miskin rakyat.
Kedua, baru
kita melangkah pada menghancurkan methodenya. Dimana pertama yang dilakukan
adalah karena kita melihat kapitalis mengedepankan mencari pasar
seluas-luasnya dan mengambil bahan baku semurah-murahnya, maka untuk di papua
barat ( papua west) adalah kita
semarakkan koperasi-koperasi karena bisa menjadi langkah awal. Sekarang ini
koperasi dianggap masa lalu oleh negeri ini dan banyak lembaga-lembaga
perbankan modern. Sebenarnya koperasi merupakan soko guru bangsa.
Untuk yang
kedua adalah lumpuhkan man power / tenaga ahlinya. Yang dimaksud dalam hal
ini adalah para operator-operator dalam konsep ini. Atau di pspus barat (west
Papua) disebut komparador, antek-antek, atau para pelacur-pelacur
pembangunan. Dimana sering menggunakan tokoh-tokoh masyarakat, jawara, dan
pejabat. Perubahan inilah yang dilakukan dari invasi militer ke pola PRT.
Tahap ketiga
ialah menghancurkan mesin kapitalis, yaitu para pencetak-pencetak uang.
Mereka adalah para perusahaan asing yang memiliki saham begitu besar di papua.
Seperti PT. Freeport, BP Elenji, dan lain sebagainya, yang telah memiliki saham
lebih dari 90% di papua Ini harus dinasionalisasikan. Dari sini mungkin kita
baru bisa menjadi bangsa yang merdeka sejatinya. Oleh karena saat ini papua
menjadi perawan yang tengah tertidur, belum terbangun dan bersolek. Tetapi
sudah diserbu oleh berbagai investor. Sementara kita sendiri tidak menyadari
Undang-undang kita misalnya mengenai Penanaman Modal Asing (PMA) dimana
saham-sahamnya boleh dimiliki sebesar 95% oleh asing. Padahal, asing hanya
boleh sebesar 5%. Dan pada tahun 1968 berubah menjadi 45%.
penulis: Rakyat jelata
|
0 komentar for "Hancurkan Kapitalisme Global, Harus Belajar dari Iran, Venezuela, dan Kuba"
Leave a reply