Akses Wartawan Asing untuk Papua adalah Krusial, kata Ketua AJI Papua
Posted by Unknown on Selasa, 05 Mei 2015 | 2 komentar
Jayapura,
Jubi - Ketua Papua Aliansi Jurnalis Independen, Victor Mambor
mengatakan untuk membuka akses bagi wartawan asing ke Papua sangat
penting dalam mencegah salah tafsir tentang Papua dalam wawancara dengan
Aliansi Jurnalis Independen Indonesia selama Hari Kebebasan Pers Dunia
(WFPD) 2015 minggu lalu.
Dia
menjelaskan saat ini kemajuan Media di Papua terus meningkat serta
tantangan, termasuk sumber daya manusia, masalah keuangan dan etika dan
wartawan positioning. Sekarang di Papua jumlah wartawan berkembang sehubungan dengan media tumbuh."Namun, hal itu bisa mengatakan orang-orang yang memiliki keterampilan dan etika tidak tumbuh secara paralel. Tentang tantangan, tidak ada perubahan yang signifikan. Para wartawan masih menghadapi ancaman kekerasan dengan intensitas
yang sama seperti yang baru saja terjadi di tahun-tahun sebelumnya,
"kata Mambor.
Situasi geografis Papua menjadi tantangan terbesar bagi journalistsin Papua. Kondisi ini telah membuat mereka mengalami kesulitan untuk menutupi kedua sisi cerita dalam proses verifikasi atau konfirmasi. Akibatnya beberapa berita dari Papua sering bisa menjadi tidak lengkap atau Bias dengan kepentingan penguasa."Setiap tahun ada empat atau lima wartawan asing bertanya tentang situasi saat ini di Papua. Kebanyakan dari mereka tidak diizinkan untuk datang ke Papua. Berdasarkan informasi mereka, saya bisa membuat kesimpulan bahwa aplikasi mereka untuk menutupi laporan di Papua diabaikan. Bahkan, mereka tidak menerima respon apapun apakah mereka bisa memiliki izin atau tidak, "katanya.
Dia
lebih lanjut mengatakan lebih tertutup dari akses akan menimbulkan
pertanyaan dari masyarakat internasional tentang apa yang terjadi di
Papua. "Konflik di Papua bisa diklarifikasi dengan cara yang komprehensif
kepada masyarakat melalui informasi yang disampaikan oleh wartawan,"
katanya.
Dia
juga mengatakan selain kampanye untuk membuka akses bagi wartawan asing
ke Papua, melobi pihak terkait juga penting untuk memperjelas regulasi
untuk wartawan asing. "Di sini kita bisa melihat masalah sebenarnya adalah regulasi jelas," tegas dia mengatakan.
Majelis
Umum PBB mencanangkan Hari Kebebasan Word Press pada tahun 1993
mengikuti rekomendasi dari kebebasan pers yang diadopsi pada tanggal 26
Konferensi Umum UNESCO pada tahun 1991. Kedua rekomendasi dan konferensi
juga untuk respon ekspresi wartawan Afrika 'pada tahun 1991 yang
mengakibatkan Windhoek Deklarasi yang berisi tentang prinsip-prinsip pluralisme dan independensi media. (Arnold Belau / rom)(Dikunjungi 17 kali, 1 kunjungan hari ini)
You can subscribe by e-mail to receive news updates and breaking stories.
selamat dan sukses kepada kawan2 AMP KK Kaimana, kami AMP Se Jawa Bali Bersama Kalian...Slam Pembebasan
Teruskan memperbesar sayap politik AMP ke seluruh Komite Kota Tanah Air (Papua)