Presiden Minta Lupakan Masa Lalu, Benny Giay: Itu (pernyataan yang) Kurang Ajar!
Posted by Unknown on Kamis, 14 Mei 2015 | 0 komentar
Jayapura, -- Pernyataan Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan pengampunan kepada lima
tahanan politik (tapol) Papua meminta semua pihak melupakan dugaan
pelanggaran HAM di masa lalu di Papua pada Sabtu (9/5/2015), dikecam
sejumlah aktivis Papua.
Kecaman itu salah satunya datang dari Benny Giay, Ketua Sinode Gereja Kemah Injil Papua (GKIP).
Menurut
Giay, semestinya pemerintah meminta maaf kepada rakyat Papua dan
mencari faktor penyebab atas semua kekerasan demi kekerasan yang
dilakukan oleh militer Indonesia terhadap warga Papua selama ini.
"Itu
(pernyataan yang) kurang ajar! Yang dilakukan Presiden Jokowi sekarang
itu cuma menyentuh faktor akibat dari persoalan-persoalan Papua," kata
Benny Giay seperti dilansir bbc.co.uk.
"Padahal, yang
seharusnya juga ditangani adalah faktor penyebabnya, yaitu (dugaan)
kekerasan-kekerasan militer terhadap warga Papua selama ini, para pelaku
harus dihukum. Pemerintah setidaknya meminta maaf kepada rakyat Papua,"
tegas Benny.
Permintaan melupakan masa lalu dan menatap masa
depan disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan grasi kepada lima
tahanan politik Papua yang terlibat dalam aksi pembobolan gudang senjata
Komando Distrik Militer (Kodim) 1710/Wamena pada 2003 lalu.
Sebelumnya
pada saat memberikan grasi, Jokowi meminta melupakan masa lalu dan
membuka lembaran yang baru untuk Papua yang lebih baik ke depan.
"Sudah
jangan mengungkit-ungkit masa lalu, (nanti) tidak akan ada rampungnya,
jangan menyalah-nyalahkan yang dulu. Kita ingin membuka lembaran yang
baru," kata Presiden Jokowi.
Benny Giay menilai pemberian grasi
kepada lima tapol Papua adalah bagian dari pencitraan sebelum
melangsungkan lawatannya ke Amerika Serikat.
0 komentar for "Presiden Minta Lupakan Masa Lalu, Benny Giay: Itu (pernyataan yang) Kurang Ajar! "
Leave a reply