Filep Karma : Mereka Juga Tahu, Saya Pernah Menolak Grasi
Posted by Unknown on Sabtu, 23 Mei 2015 | 0 komentar
Jayapura, Filep Karma, pejuang Kemerdekaan Papua yang
baru-baru ini menolak tawaran pembebasan dari Presiden Indonesia Joko
Widodo (Jokowi), menegaskan bahwa tawaran yang diberikan oleh Presiden
Indonesia itu bukanlah hal yang baru.
“Mereka (Pemerintah Indonesia) juga tahu, saya pernah menolak grasi,” kata Filep Karma kepada Jubi (Sabtu, 23/5/2015).
Dalam catatan Jubi, sebelum Jokowi memberikan grasi awal bulan Mei
ini, para tahanan politik Papua sudah pernah menolak tawaran grasi yang
diberikan oleh presiden Indonesia sebelumnya, Soesilo Bambang Yoedhoyono
(SBY) pada tahun 2013. Surat penolakan ini dikirimkan oleh para tahanan
politik kepada SBY melalui surat resmi yang dikirimkan tanggal 27 Mei
2013.
Dalam surat penolakan tersebut, tahanan politik Papua menyatakan
mereka tidak butuh dibebaskan dari penjara, tetapi butuh dan menuntut
pembebasan bangsa Papua dari penjajahan negera kolonial Republik
Indonesia. Tahanan politik yang menandatangani surat ini termasuk Filep
Karma.
Menurut Karma, lebih penting berpikir bagaimana menilai keputusan
Presiden Jokowi yang hendak membebaskan 90 tahanan politik Papua dan
Maluku lewat program amnesti dan abolisi.
“Saya juga ingin lihat bagaimana keputusan membuka Papua buat media
internasional dibuktikan,” tambah Filep Karma, yang adalah Ketua Forum
Tahanan Politik Papua Barat.
Karma, juga menilai pemberian grasi kepada lima tahanan politik Papua
baru-baru ini tidak sinergis dengan sikap dan tindakan aparat keamanan
di Papua yang notebene adalah bawahan Presiden. Aparat keamanan masih
menangkap dan menahan aktivis Papua yang melakukan aksi protes secara
damai, bahkan mengkriminalisasi para aktivis ini.
“Soal kriminalisasi terhadap aktivis Komite Nasional Papua Barat juga
masih berjalan,” ujar Karma yang telah dipenjara selama 11 tahun.
Sebelumnya, Benny Giay, tokoh gereja di Papua membeberkan bawah Filep
Karma ditawari menjadi staf khusus presiden jika ia meminta
pembebasannya kepada Presiden Jokowi. Menurut Giay, tawaran itu
disampaikan langsung Judith Dipodiputro, Ketua Pokja Papua Jokowi ketika
mengunjungi Filep di Lapas Abepura.
“Saya datang ke LP Abepura untuk mengunjungi Filep Karma. Saat yang
sama, Judith Dipodiputro sedang bicara dengan Filep Karma, meminta ia
menulis surat kepada Presiden Jokowi,” kata Ketua Sinode kemah Injili
(Kingmi), Jumat (22/5/2015).
Filep Karma, kepada Jubi, Kamis (7/5/2015) tegas menyatakan tak akan
pernah menulis surat kepada Presiden Indonesia untuk meminta pembebasan
atau mengucapkan terima kasih atas keputusan Presiden Jokowi membebaskan
tahanan politik Papua.
“Kalau presiden mau memberikan amnesti, ya terima kasih. Tapi kami tidak
akan pernah meminta atau memohon itu. Apalagi membuat surat untuk
permohonan pembebasan dan berterima kasih,” kata Filep Karma.
Filep Karma saat itu juga mengakui bahwa ia telah bertemu dengan
utusan Presiden Jokowi untuk membicarakan pembebasannya dan ia diminta
membuat surat.
“Saya diminta untuk membuat surat. Saya tidak tahu juga surat untuk apa.
Tapi saya tak akan pernah membuat surat untuk meminta atau memohon
pembebasan saya,” tegas Filep Karma.
0 komentar for "Filep Karma : Mereka Juga Tahu, Saya Pernah Menolak Grasi"
Leave a reply